Aku Anak Siapa..?

Aku Anak Siapa..?

DARI : FATMAH DI PARE-PARE

asssalaamu'alaykum. Wr wb pendengar nurani yang baik ini adalah kisah hidupku, yang hingga saat ini masih belum bisa terhapus dari benakku, kisah perjalanan hidup seorang anak manusia, yang tidak pernah mengecap manisnya kasih sayang dari orang tua, jujur, meski aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan dari sisi materi, namun tak sedik
itpun kebahagiaan yang aku rasakan, entah mengapa, sejak kecil kedua orang tuaku sangat membenciku, bahkan mereka seolah sangat jijik padaku, padahal aku tidak sedang mengidap penyakit aneh, atau penyakit  menjijikan yang begitu menular, aku tak mengerti mengapa mereka bersikap begitu padaku, bukan saja sekali, tapi sejak usiaku masih belia.
Pendengar nurani yang setia sejak kecil, aku selalu mendapatkan perlakuan buruk dari kedua orang tua kandung sendiri, bahkan aku selalu diperlakukan bak seorang pembantu, yang dibebani dengan semua pekerjaan-pekerjaan rumah yang tiada pernah ada habisnya, betapa tidak, dengan tanpa mengenal waktu, aku dipaksa untuk mengurusi semua urusan rumah tanpa memberika waktu sedikitpun untuk istirahat atau belajar, semula aku mengira, bahwa mungkin aku hanyalah anak pungut, atau anak gembel yang mereka temukan dipinggiran jalan, semula bahkan aku mengira bahwa aku hanyalah anak yang dibuang oleh orang tua kandungku yang tak mau bertanggung jawab atas kelahiranku, sehingga tega menelantarkan aku begitu saja. Jujur, aku sering bertanya-tanya tentang siapa diriku sebenarnya, namun tak sedikitpun aku menemukan jawabnannya, yang ada selalu hanyalah beban bathin yang tak pernah ada habisnya.
Pendnegar nurani yang baik, memang kuakui, aku bukanlah gadis sempurnah, aku memangberbeda dari 2 sauadaraku lainnya, aku gadis cacat, yang kesehariannya harus beraktifitas dengan bantuan 2 tongkat penyangga agar membantuku untuk kokoh berdiri, tapi apakah karena semua ini sehingga aku harus menrima perlakuan buruk dari ayah dan ibu kandung sendiri?, sementara aku tak pernah berharap terlahir dengan kekurangan seperti ini, jujur, terkadang didepanku sendiri, kadang kepada para tamu dan koleganya, mama dan papa tidak mengakui aku sebagai anaknya, bahkan, dengan kejamnya mereka sering memperkenalkan aku sebagai pembantu kampungan yang dititipkan familinya dari kampung, mendengar semua itu hatiku sakit, perasaanku miris, begitu kejamnya kedua orang tuaku memperlakukan aku seperti ini, hingga untuk mengakui aku sebagai anaknyapun mereka begitu sangat malu, mungkin benar anggapanku selama ini, bahwa inilah alasan mengapa sejak lahir aku hanya diasuh oleh nenekku dikampung, sementara kedua adikku begitu hidup dan diberikebahagiaan oleh kedua orang tuaku, memang, aku baru setahun aku tinggal bersama mereka setelah meninggalnya nenekku dikampung. Hanya neneklah yang begitu tulusnya memberikan kasih sayangnya padaku, hnaya neneklah yang selalu memberiku semangat dan dukungan dengan segala kekurangan yang aku miliki saat ini, bahkan karena bekliaulah aku menjadi lebih tegar menghadapi hari-hariku, meskikupn aku sering dijauhi oleh teman-teman sebayaku saat itu, kufikir, meskipun aku terlahir dalam keadaan cacat, namun kebahagiaan tak akan berkurang dari hidupku laykanyakasih sayang yang diberkan nenek selama ini padaku, tapi ternyata, aku harus diperhadapkan pada sebuah kenyataan,
bahwa kedua orang tuaku senddiri yang justru tidak pernah mengharapakan kehadirannku, dan untuk semua ini, aku selalu berihlas hati menerimanya, walau jauh dari lubuk hatiku, perasaan ini sangat sakit, pendengar nurani yang baik, oleh nenek aku hanya bisa disekolahkan sampai tamat smp, itupun dengan segala kesusah payahannya dalam menghidupiku dan seluruh biaya yang aku perlukana, dan kau baru tahu, bahwa ternyata selama ini kedua orang tuaku tak pernah mebiayai hidupku, ternyata selama ini neneklah yang bersusah payah berjuang matia-matian untuk membuatku tersenyum. Tetapi akhirnya, senyum itu harus pupus dari hariku tak kala sebuah kenyataan pahit yang berkata, bahwa nenekku telah dipanggil oleh allah swt…, pendengar nurani yang baik terlalu sedih masa-masa yang kulewati selama ini setelah kepergian nenek, dulu, ketiak masih bersama nenek, masih ada orang yang menawarkan obat ketika aku sakit, masih ada yang menawarkan makanan ketika aku kelaparan.., tapi kini, meskipun aku sakit dalam kondisi yang teramat payah, aku harus melewatinya dengan linangan air mata, digudang kecil yang selama ini aku tempati, bahkan aku harus tidur dengan menahan sakit perut karena serinbg tak diberikan jatah makan, aku hanya bisa pasrah kepada allah, aku hanya bisa berserah diri kepadanya.., mungkin ini adalah ujian bagiku…, jujur, pernah 2 kali ditengah malam buta saat aku tertidur, ayahku berusaha memperkosaku, berusha merenggut kesucianku, bahkan beliau tega menghajarku dengan tanpa belas kali saat hasratnya tak bisa terbendung padaku, namun allah selalu saja menolongku dan menyelamatkan aku dari usaha-usaha bejat ayah, pernah aku sampaikan hal tersebut pada ibuku, tapi aku malah dipukulinya karena memfitnah suaminya, ya allah, cobaan apa yang saat ini engkau timpakan padaku.., aku hanya bisa menangis dan berpasrah diri pada allah swt, dan memohon petunjuk agar aku dijaga dari orang-orang yang akan mencelakaiku, apalagi kebejatan ayahku, kepada siapa lagi aku mengadu saat ini, aku tak memiliki siapapun selain keluargaku sendiri, tapi aku tak bisa berbuat apapun karena ternyata kelurgaku sendiri justru membenciku, jujur, ini adalah pertama kalinya aku mengadukan hal ini. Dan berharap agar ada kemudhan setelah ini, paling tidak aku tidak pesimis dalam hidup ini…atau bahkan bisa terlepas dari belenggu ujian ini..
Wassalam

Berbagi Ilmu :

+ komentar + 7 komentar

3 Juli 2016 pukul 06.56

sabar dan tetap kuat ya

12 Juli 2016 pukul 15.38

Aku jg anak yg tidak di terima oleh keluarga ku sendiri, Memang tidak mudah utk menerima ini semua sedih sakit hati marah kecewa pasti ada aq hanya bisa terima tanpa melawan karena tdk pnya kuasa tp Allah selalu membimbing ku utk mengambil hikmah dr apa yg terjadi dan byk pelajaran yg bisa aq petik dr ap yg menimpa ku sekali pun keadaan ku blm berubah tp pelan2 aq lbh bijak utk menerima keadaan ini & ternyata byk pelajaran yg bisa aq petik utk menjadi pribadi yg kuat & lbh baik lg.

24 Mei 2017 pukul 02.26

sabar mbk ,biar allah yang memberi blasan......saya juga sama sekali belum pernah mersakan pelukan orng tua , saya sudah di buang sejak kecil,tpi allah memberi saya kepada keluarga yang alhamdulillah mengerti agama .....hingga saya mulai mengerti meskipun rasa dendam dan rindu kepada orngtua kandung saya sangat dalam.......saya punya tujuan untuk menyelidiki siapa orangtua kandung saya,,,,,sekali lagi yng kuat ya mbk.

24 Mei 2017 pukul 02.30

tpi mbk,cocok nya mbk lbh baik kluar dri rumah ituuuu....keluarga seperti itu tak pantas di baikin,da kerja blm?

24 Mei 2017 pukul 02.33

mbk saya emosi ngeliat kelakuan mereka . boleh gg saya minta cerita lbh?

15 Oktober 2018 pukul 17.48

Ya Alloh...persis bgt kisah hidup yg kakak alami ini persis bgt kehidupan nya dngan gadis yg bgt aku sayangi😢... alloh tidak akan menguji hambanya diluar batas kempauan hambanya kak.... kakak yang sabar dan ikhlas yah😢...untuk kakak Nurwahidah Syamsu semoga Alloh sslu menjaga dan melindungi kak Nurwahidah Syamsu...Amin Yaa Robbal'alamiin

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. catatan wahidah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger